Pages

Friday, December 10, 2010

Melatih Interaksi Sosial Anak

Tidak jarang para orangtua merasa khawatir saat mendapatkan laporan dari guru anaknya di sekolah bahwa anaknya belum mau bekerjasama, selalu saja sendirian saat waktu bermain, memiliki teman-teman yang terbatas itu-itu saja, belum mau menghadapi konflik, belum mau memaafkan ataupun meminta maaf saat mengalami situasi konflik dengan temannya. Berikut adalah beberapa latihan yang bisa dilakukan oleh para orangtua maupun guru untuk mengembangkan kemampuan interaksi seorang anak agar bisa adaptif di lingkungannya:

Pilih buku cerita yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh yang berinteraksi, kemudian bahas isi buku tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti berikut ini paada anak

Apa yang dilakukan tokoh tersebut bersama teman-temannya?
Apa yang dilakukan tokoh tersebut saat berkonflik dengan teman-temannya?
Bagaimana tokoh tersebut mengatasi konflik tersebut?
Bagaimana reaksi teman-temannya terhadap konflik tersebut?

Berbagi cerita dan pengalaman dengan anak lain 

Dalam kegiatan ini, anak bisa belajar tentang bagaimana menghadapi konflik, bagaimana agar mau meminta maaf ataupun memaafkan. Tanya bagaimana perasaan anak, diskusikan apa yang membuatnya tidak nyaman, anak dilatih untuk bisa mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya juga dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan, ia pun bisa belajar dari cerita teman-temannya

Lakukan simulasi konflik (dramatisasi), agar anak bisa benar-benar merasakan situasi yang sebenarnya. 

Buatlah sebuah permainan peran yang melibatkan seluruh anggota keluarga, buat situasi konflik seperti yang sebenarnya kemudian contohkan bagaimana mengatasi konflik yang terjadi dengan baik. Alur cerita konflik nya bisa diambil dari buku cerita yang sudah pernah dibacakan pada anak.

Berikan tugas untuk bekerjasama di rumah

Berikan satu tugas, misalnya membereskan tempat tidur yang harus dilakukan oleh kakak dan adik. Anak bisa mulai belajar bagaimana membagi tugas, menahan keinginannya, menunggu giliran agar tugasnya selesai.

Dampingi anak saat konflik itu terjadi

Ketika anak terlihat kesulitan menghadapi konflik yang dihadapinya, pisahkan anak dulu untuk sementara waktu dari sumber konfliknya dan minta ia untuk tenang sambil mengelus-elus punggungnya. Setelah anak terlihat mulai tenang, ajak anak untuk mau menyelesaikan konfliknya, dibantu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti :
Kamu kesal?
Apa yang bikin kamu kesal?
Coba ceritakan pelan-pelan
Lalu apa yang sebaiknya kamu lakukan?

Berikan reward yang bermakna saat anak berhasil menyelesaikan konfliknya

Reward yang diberikan bisa berupa pujian ataupun aktivitas yang digemarinya. Reward yang bermakna ini bisa menjadi penguat agar perilaku positif tersebut kembali diulang di waktu dan kondisi yang lain.


Selamat Mencoba....!!!

Apa anak saya ADHD?

Ada 3 hal yang menjadi ciri utama dari seorang anak dengan diagnosis ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), yaitu inatensi, hiperaktivitas dan impulsivitas. Berikut adalah ciri-ciri yang harus dikenali dan diobservasi oleh orangtua maupun para guru mengacu pada DSM IV:

INATENSI
  • Sering gagal menyimak pada hal yang rinci atau membuat kesalahan karena tidak cermat pada tugas sekolah maupun aktivitas harian lainnya
  • Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain
  • Sering tampak seperti tidak mendengarkan bila kita bicara langsung padanya
  • Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, tugas atau kewajiban lainnya, hal ini bukan karena menolak atau tidak memahami instruksi yang diberikan
  • Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan
  •  Sering menghindari melakukan tugas yang membutuhkan usaha yang cukup lama, seperti tugas dari sekolah, atau pekerjaan-pekerjaan di rumah
  • Sering kehilangan barang yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan, seperti mainan, tugas sekolah, pensil, buku, dll
  • Sering teralih perhatiannya oleh stimulus dari luar
  • Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari
HIPERAKTIVITAS
  • Sering tampak gelisah dengan tangan atau kaki bergerak-gerak atau menggeliat bila duduk
  • Sering meninggalkan tempat duduknya di dalam kelas atau pada situasi lain yang diharapkan dapat duduk lama
  • Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan dimana hal tersebut tidak pantas dilakukan
  • Sering mengalami kesulitan pada saat bermain atau kegiatan waktu senggang dengan tenang
  • Sering bergerak atau bertindak seolah disetir oleh motor penggerak
  • Sering bicara berlebihan

IMPULSIVITAS
  • Sering mudah memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai
  • Sering mengalami kesulitan menunggu giliran
  • Sering memotong atau menyela dan memaksakan kehendaknya kepada orang lain, seperti pada permainan atau dalam percakapan
Kondisi-kondisi diatas harus sudah berlangsung selama 6 bulan atau lebih di dalam semua setting tempat pada tingkat sampai mengganggu penyesuaian diri dan tidak sesuai lagi dengan tahapan perkembangannya.